Tampilkan postingan dengan label syair hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label syair hati. Tampilkan semua postingan

Kata Mutiara Cinta

Selasa, 12 April 2011  | 

Add a Comment  | 
Salahlah bagi orang yang mengira bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama dan rayuan yang terus menerus.

Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan
abad.

Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta memelukmu maka dakaplah ia walau
pedang di sela-sela sayapnya melukaimu.


Cinta tidak menyedari kedalamannya dan terasa pada saat perpisahan pun tiba. Dan saat tangan laki-laki menyentuh tangan
seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati keabadian.


Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia kerana cinta itu membangkitkan semangat- hukum-hukum kemanusiaan dan gejala
alami pun tak mampu mengubah perjalanannya.

Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam
kehidupan yang akan datang

Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan jika
itu tak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad.


Cinta berlalu di depan kita, terbalut dalam kerendahan hati; tetapi kita lari daripadanya dalam ketakutan, atau
bersembunyi di dalam kegelapan; atau yang lain mengejarnya, untuk berbuat jahat atas namanya.


Setiap lelaki mencintai dua orang perempuan, yang pertama adalah imaginasinya dan yang kedua adalah yang belum dilahirkan.

Aku mencintaimu kekasihku, sebelum kita berdekatan, sejak pertama kulihat engkau.

Aku tahu ini adalah takdir. Kita akan selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan kita.


Setiap orang muda pasti teringat cinta pertamanya dan mencuba menangkap kembali hari-hari asing itu, yang kenangannya
mengubah perasaan direlung hatinya dan membuatnya begitu bahagia di sebalik, kepahitan yang penuh misteri.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku
ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.


Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, kerana kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan
cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan.


Apa yang telah kucintai laksana seorang anak yang tak henti-hentinya aku mencintai… Dan, apa yang kucintai kini… akan
kucintai sampai akhir hidupku, kerana cinta ialah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari
padanya

Cinta yang dibasuh oleh airmata akan tetap murni dan indah sentiasa.

BHONK TEA
Pengen bebas berkarya mudah-mudahan bermanfaat untuk sobat blogger.
Follow ON Facebook

Menjemput Kematian

Sabtu, 18 Desember 2010  | 

Add a Comment  | 

Ada satu kepastian diantara ketidakpastian dalam kehidupan manusia. Dimana secara sadar atau tidak, manusia sesungguhnya menuju kepadanya. Tidak perduli apakah ia siap atau tidak, tua atau muda, cepat atau lambat. Bagi sebagian manusia, ia hanyalah proses alamiah dalam sebuah kehidupan. Menjadi akhir peristirahatan dari segala kegalauan. Bagi sebagian lain ia adalah awal dari sebuah kehidupan. Itulah kematian.

Ibarat sebuah sungai, muaranya merupakan merupakan pintu gerbang samudra. Begitu pula dengan kematian, ia adalah muara bagi pintu gerbang samudra kehidupan yang luas dan kekal. Tiada hal yang membuat Basuki (30) curiga bahwa pada awal November 2002 di Jalan Gatot Subroto, Jakarta lalu merupakan hari terakhirnya merasakan kehidupan setelah sedan yang ditumpanginya ditabrak Panther. Begitu pula dengan seorang jama’ah haji yang pada saat itu bersama penulis sedang menempuh perjalan menuju Madinah. Iapun tidak menyangka bahwa itulah perjalanannya yang terakhir setelah menyelesaikan prosesi haji dan sholat dzuhur hari itu.

Sesungguhnya manusia telah memilih bagaimana akhir kehidupannya. Dan pilihan itu ada pada bagaimana ia menjalani kehidupannya. Sebagaimana ia menjalani kehidupannya seperti itulah kemungkinan besar ia akan menghadapi kematiannya. Karena sesungguhnya dengan menjalani kehidupan berarti kita sedang berjalan menuju kematian kita.

Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu semua melarikan diri darinya itu, pasti akan menemui kamu, kemudian kamu semua akan dikembalikan ke Dzat yang Maha Mengetahui segala yang ghaib serta yang nyata.’ (QS. Jum’ah:8).

Orang-orang yang berfikir secara kerdil dan menjatuhkan diri kepada keduniawian akan berlari dengan segala kemampuan yang ada dari kematian. Kematian merupakan momok yang menakutkan yang akan mengambil segala yang telah diusahakan selama hidupnya. Padahal jauh berabad-abad dahulu Rasulullahpun telah mengingakan akan kematian dalam sebuah sabdanya :

Perbanyaklah mengingat-ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan (kematian). (HR. Tirmidzi)

Sementara manusia-manusia yang cerdas menjadikan kehidupannya bukan hanya sebagai sarana menghadapi dan mempersiapkan kematian namun menjemput kematian melalui seni kematian. Paradigma seni kematian memang masih aneh dalam fikiran masyarakat saat ini. Kematian hanyalah kematian. Bagaimana mungkin sesuatu yang nafsu membenci bertemu dengannya menjadi sesuatu yang jiwa bergairah berjumpa dengannya ? Inilah salah satu ajaran Islam yang agung, mengatur dari hal-hal kecil kehidupan sampai kenegaraan, dari awal memulai kehidupan sampai bagaimana menjemput kematian dalam koridor-Nya.

Bagi orang-orang cerdas ini, kematian adalah panglima nasihat dan guru kehidupan. Sedikit saja ia lengah dari memikirkan kematian maka ia telah kehilangan guru terbaik dalam hidupnya. Inilah yang membuat seorang Sayyid Qutb berkata di tiang gantungan Rezim Pemerintah Gamal Abdun Naser berkata, ”Hiduplah Anda dalam keadaan mulia, atau matilah dalam keadaan mati syahid”.

Seni kematian yang paling indah juga dicontohkan para sahabat dalam membela risalah Islam dalam sepanjang sejarah kehidupan manusia.

Cukuplah kematian itu sebagai penasehat. (HR. Thabrani dan Baihaqi)

Secerdas-cerdasnya manusia ialah yang terbanyak ingatannya kepada kematian serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka itulah orang yang benar-benar cerdas dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akhirat. (HR. Ibnu Majah)

Sekarang adakah dalam hati kita kematian itu sebagai penasihat terbaik kita dan memulai menata hati, jiwa dan raga untuk menjemput kematian dengan seni kematian yang begitu indah dalam Islam. Semoga, selagi masih ada waktu.

Wallohu a’alam.

———————–
Sumber: Menjemput Kematian oleh Abu Saifulhaq Asaduddin – Alhikmah

sumber asli : dudung net


BHONK TEA
Pengen bebas berkarya mudah-mudahan bermanfaat untuk sobat blogger.
Follow ON Facebook

PeRemPuanKu

Senin, 05 Oktober 2009  | 

Add a Comment  | 

Beringas cadarmu siksa jiwaku memohon ampun
Buas angkuhmu ubah cinta ini menjadi racun
Teganya kau melepas raga dari kehidupanku
Tiadakah kau sadar tlah memaku aku, sayangku

Kami bukanlah pangeran dari kodok yang nista
Yang harus kau cium satu persatu agar berubah
Kami juga bukanlah pangeran berkuda
Yang harus menyelamatkan dengan pedang terasah

Kau pergi disaat ku mulai belajar mencintaimu
Kau tinggalkanku manakala dirimu mulai hidup didalam jiwaku
Kau nodai ketulusan hatiku
Kau campakkan rasa muliaku

Kau biarkanku lari dari kehidupanku
Kau acuhkan tubuhku dalam keterasingan
Kau pelihara lalat-lalat pezinah mengagungkanmu
Kau banggakan tubuhmu tuk digagahi lawan

Diriku memujamu melebihi penciptamu
Diriku menyayangimu mengalahkan orang tuamu
Tidakkah kau pernah mau mengerti diriku!
Tidakkah kau sadar akan hal itu!

Kau menghilang tanpa kabar
Tinggalkan rasa yang sakit
Pergilah, ku kan hibur diriku sendiri
Kau tak pantas bersanding denganku
Kau tak pantas mendapatkan hatiku

Kan ku hirup kafein kopi ini sekali saja, lepaskan ragawi melayang semu…. Oh, dinda kau racun kehidupanku!


BHONK TEA
Pengen bebas berkarya mudah-mudahan bermanfaat untuk sobat blogger.
Follow ON Facebook

CintaMu-NafasKu

Add a Comment  | 

Wahai, koloni negeriku
Katakan sejujurnya padaku
Apakah diriku sesungguhnya harimau itu?
Apakah kenaifanku bagian angkara barbar itu?
Seharusnya, kami mengutuk diri sendiri

Lalu,
Mengapa kau bersedia menunggu tubuhku?
Mengapa kau bersedia menjadi pemuas nafsuku?
Mengapa kau sukarela melayaniku?
Mengapa kau sukarela menjadi wadah sampahku?

Tlah kau utarakan,
Kau memintaku memiliki tubuhmu
Meski kau tahu tidak jiwa, hati dan pikiranku
Kau suguhi aku keperawananmu
Meski kau tahu dirimulah yang akan menanggung malu

Oh, akulah sahabat setan
Kugunakan otakku dengan nafsu birahiku
Kulihat kejauhan dari dekatnya liangmu
Ku tafsirkan cintamu berupa penundukkan
Ku arungi tubuh lain untuk ku korbankan


BHONK TEA
Pengen bebas berkarya mudah-mudahan bermanfaat untuk sobat blogger.
Follow ON Facebook

AYahku Lawanku

Add a Comment  | 

Ayah,
Maafkanku telah melawanmu
Ampuni diriku sudah memakimu
Salahkah pernah beradu denganmu
Sumbar mauku mengalahkanmu

Pemberotakan semasa puber berlanjut beranjak dewasa
Perlawanan menunjukkan supremasi sudah berpindah
Hambamu yang kau cinta sudah ingin berkuasa tanpa kau pengaruhi
Harapanmu yang kau sayangi ingin menentukan masa depannya sendiri

Ayah,
Maafkan diriku begitu naïf
Ampuni anakmu begitu kejam tak berbudi
Baru menyadari lama sekali bisa bijak dan arif
Sungguhpun tak bisa kukatakan hanya dalam doa kuberani


BHONK TEA
Pengen bebas berkarya mudah-mudahan bermanfaat untuk sobat blogger.
Follow ON Facebook

AnaKKu maSA DepaNkU

Add a Comment  | 

Anakku,
Kan ku penuhi semua keinginanmu
Kan ku sediakan apa saja yang kau tuntuti
Kan ku persiapkan segala keperluanmu
Kan ku berikan apapun yang kau pintai

Sayangku,
Kan ku saksikan sgala ketulusanmu
Kan ku nikmati sgala kejujuranmu
Kan ku hirupkan harum kehidupanku
Kan ku hembuskan kepahlawananku

Dalih cinta kasih akan kupersembahkan pada para bidadari
Bersiaplah kau menunggu turun kebumi di awan-awan surgawi
Ketulusanku menaungi kemenangan pampasan perang tubuh perempuanku!
Nantikanlah bila diriku siap tuk bercinta dengan calon ibumu!


BHONK TEA
Pengen bebas berkarya mudah-mudahan bermanfaat untuk sobat blogger.
Follow ON Facebook

bagiKu BunGa Itu Tak Kan pernah LaYU

Add a Comment  | 

Gadis, aku meradang
Kadang rasaku terhunus pedang
Sering bahkan berubah beku meragu
Laras asa menyatu membelenggu

Suaraku, kau tak pernah tanggapi
Ku paham, kau tak ingin diganggu lagi
Janji ini tak lagi memiliki tepi
Penantian ini bukan lagi surgawi

Kau halangi kendaliku
Kau ludai rasa respekku
Kau nodai harmonisasiku
Kau lukai kekerabatanku

Nona, kapankah kau kembali
Sudikah kau mampir disanubari
Ingin sekali mendengar kau menyapa kembali
Aku disini tak pernah pergi, masih menanti

Walau kutahu pasti,
Semua memiliki caranya sendiri untuk terjadi
Begitulah kehidupan,
Melangkah dari anugerah busuknya kotoran

Hilangkan kecemasan, kebencian, kepedihan dan penderitaan
Ku tersenyum dan banyak memberi agar manusia lebih memiliki arti
Meski tetap saja dirimu meninggalkanku penuh dengan penyakit
Ku tetap memelihara kehadiranmu dalam hati, selalu

Sadarkanlah
Gugah kepedulian batinku
Diriku bukanlah kumpulan raja dan dewa-dewi
Kekuatanku terbatas

Kupaham dan sadar, kau membelenggu kebebasanku dengan ilusimu
Sebuah konsekuensi yang harus kuterima dan jalani


BHONK TEA
Pengen bebas berkarya mudah-mudahan bermanfaat untuk sobat blogger.
Follow ON Facebook

'sYAIR hATI'

Add a Comment  | 

Tahukah kau,
Dirimu adalah hadiah terindah dalam hidupku
Tawamu memberiku ketenangan
Tak pernah kudapatkan hal itu sebelumnya

Lama sudah ingin kudengar lagi suara itu,
Saat kau rebahkan dan sandarkan tubuhmu dalam bayanganku
Saat kau percayakan diriku menjagamu dalam keheningan
Saat kau memilihku tuk merasakan rapuh dan hangatnya tubuhmu

Bukan rencana dan strategi yang membuat kita hebat, sayang
Namun kebersamaan yang membuat kita bertahan sampai dengan sekarang


BHONK TEA
Pengen bebas berkarya mudah-mudahan bermanfaat untuk sobat blogger.
Follow ON Facebook
  • Previous
  • Home
  • Next