bagiKu BunGa Itu Tak Kan pernah LaYU
Senin, 05 Oktober 2009 |
Add a Comment |Gadis, aku meradang
Kadang rasaku terhunus pedang
Sering bahkan berubah beku meragu
Laras asa menyatu membelenggu
Suaraku, kau tak pernah tanggapi
Ku paham, kau tak ingin diganggu lagi
Janji ini tak lagi memiliki tepi
Penantian ini bukan lagi surgawi
Kau halangi kendaliku
Kau ludai rasa respekku
Kau nodai harmonisasiku
Kau lukai kekerabatanku
Nona, kapankah kau kembali
Sudikah kau mampir disanubari
Ingin sekali mendengar kau menyapa kembali
Aku disini tak pernah pergi, masih menanti
Walau kutahu pasti,
Semua memiliki caranya sendiri untuk terjadi
Begitulah kehidupan,
Melangkah dari anugerah busuknya kotoran
Hilangkan kecemasan, kebencian, kepedihan dan penderitaan
Ku tersenyum dan banyak memberi agar manusia lebih memiliki arti
Meski tetap saja dirimu meninggalkanku penuh dengan penyakit
Ku tetap memelihara kehadiranmu dalam hati, selalu
Sadarkanlah
Gugah kepedulian batinku
Diriku bukanlah kumpulan raja dan dewa-dewi
Kekuatanku terbatas
Kupaham dan sadar, kau membelenggu kebebasanku dengan ilusimu
Sebuah konsekuensi yang harus kuterima dan jalani
0 komentar:
Posting Komentar